Pemimpin Ramah Anak

Siapa yang tak kenal dengan sosok laki-laki di foto ini yang sedang memeluk seorang anak. Beliau yang 2 minggu lalu seorang menteri pendidikan, dan mungkin saja foto di atas diambil ketika beliau masih menjadi seorang menteri pendidikan.

IMG_1871

Sosok Pak Anies pada foto tersebut begitu mengayomi seorang anak, ia memeluk anak dengan posisi duduk yang memposisikan dirinya begitu menghargai sang anak dengan posisi sejajar dengan tinggi anak.

Seorang anak laki-laki yang mengenakan seragam pramuka di foto tersebut juga terlihat begitu nyaman memeluk tubuh Pak Anies, dan Pak Anies membalas dengan merangkul sambil tersenyum lebar. Hal itu terjadi karena adanya rasa nyaman dan saling percaya antara Pak Anies dan anak tersebut.

Saya tidak mengetahui apakah seoarang anak tersebut sudah menganal Pak Anies sebelumnya atau itu adalah pertemuan pertama bagi keduanya. Kemungkinan juga anak tersebut tidak begitu mengetahui atribut (jabatan) yang menempel pada Pak Anies. Bagian terpenting bagi anak itu adalah pak Anies memberikan rasa aman, nyaman, dan sentuhan kasih sayang yang ia butuhkan.

Hal yang dapat kita pelajari dari sosok Pak Anies adalah bagaimana sentuhan, keramahan, dan kasih sayangnya bisa menyentuh kepada setiap anak.

“Mama Jangan Kerja Dulu Ya…”

Hari ini hari pertama Marsha sekolah, hari yang ditunggu-tunggu oleh Marsha. Mama berjanji kepada Marsha akan mengatar Marsha ke Sekolah Barunya yaitu Sekolah Dasar Tetum Bunaya. Marsha ingin sekali Mama menunggu Marsha di sekolah seperti beberapa teman-teman lain yang ditunggu dan dijemput Mama ketika pulang.

Mama mengatar Marsha ke Sekolah
Mama mengatar Marsha ke Sekolah

Marsha : Mama jangan kerja dulu ya…. tungguin Marsha sampai pukul 11.30

Mama   : Marsha sayang… Mama percaya Marsha akan menikmati hari pertama sekolah. Kakak-Kakak sudah menunggu Marsha lho!

Marsha : Tapi, Marsha mau dijemput Mama. Ucap Marsha memohon kepada Mama.

Mama   : Lain waktu Mama akan mengatur pekerjaan agar bisa menjemput Marsha, atau ketika ada acara di sekolah Mama akan sempatkan ke sekolah Marsha. Untuk hari ini Marsha pulang dengan mobil jemputan dulu ya… Muaah…

Marsha : Iya Ma…

Mama yang berstatus sebagai Ibu bekerja berusaha meyakinkan anaknya Marsha yang berusia 6 tahun agar bisa mandiri dan dapat menjalani hari-hari di sekolah tanpa ditemani Mama dan pulang dengan jemputan sekolah.

Sebagai Ibu bekerja tentunya akan ada perasaan sedih ketika anak merengek meminta ditemani atau dijemput dan ia harus tetap bekerja. Tapi Mama menguatkan Marsha bahwa ada tanggung jawab lain yang dijalani. Selain itu Mama juga mengajarkan Marsha berbagi hal penting, kasih sayang, dan memberi pada  orang banyak.

Mama juga tetap meyakini Marsha akan tetap tumbuh berkembang dengan baik sesuai tahap perkembangannya. Salah satu keyakinan Mama, bahwa Marsha akan berkembang dengan baik adalah karena Marsha dan Mama memilih Sekolah Tetum Bunaya sebagai mitra dalam pengembangan anak.

 

Nurul Laily Al Arsyadhi