Pagi itu, Tomo mengampiri saya, ia mengatakan kesal dengan salah satu temannya dan tidak ingin masuk ke kelas dan langsung masuk ke toilet. Ini bukan pertama kalinya Tomo menyendiri masuk ke toilet.
Saya yakin Tomo butuh perhatian dan sentuhan dari kakak, saya memaggilnya “Tomo…” ia hanya terdiam. Saya membungkuk mencari celah kecil agar saya bisa melihat posisi dan keadaan Tomo di dalam. Dia duduk menyendar ke dinding sambil mendekapkan kedua tangganya dan wajah tertunduk.
Saya bilang, “Kakak tunggu Tomo di sini ya…” ia masih terdiam. Ada sebuah kotak kecil di bawah pintu toilet yang sepertinya bisa dibuka. Saya buka kotak kecil itu, wajah Tomo dan Wajah saya berhadapan melalui celak kotak kecil yang berukuran 30 cm x 20 cm. Tanggan saya pun bisa menggapai tanggan Tomo yang memakai jam tangan G Shock berwarna hitam.
Saya sentuh tanggannya dia terdiam, lalu bola matanya mulai bergerak menatap wajah saya. Ketika Tomo sudah menatap, saya menwarkan kembali, “Tomo masih mau disini?” lanjut saya “Sampai berapa lama?”.
Dia tidak menjawab dengan kata-kata tapi badannya bergerak dan membuka pintu toilet, lalu ia berbisik “Aku mau masuk kelas tapi ditemenin”.
Nurul Laily Al Arsyadhi