Bocah itu bernama… “Ayyibu”

“Ya Allah… anaknya begini??” desahku sambil mengambil napas yang dalam. “Semoga Aku bisa…..”. Itulah hal pertama yang terlintas di benakku saat melihat sosok bocah berkulit sawo matang itu.

Awalnya, semua serba instruksi dan tanpa respon. Apabila saya diamkan, Muhammad Alif Abiyyu nama lengkap bocah itu akan diam pula tanpa melakukan apapun. Setiap berkegiatan Ia selalu berada di dekat saya. Saat saya bertanya kepadanya, jangankan mendapatkan jawaban, tatapan mata pun tak terbalaskan. Kerap kali Ia mengulangi pertanyaan yang saya ajukan dengan fasehnya. Abiyyu juga pecinta warna ungu.

Belum lagi tiap kali Ia mengompol di dalam kelas bahkan pup. Tiap kali pula harus mengulangi toilet training untuk Abiyyu. Akhirnya Abiyyu dapat pergi ke kamar mandi walalupun tetap mengompol di depan pintu kamar mandi. “Its ok… selangkah lebih maju”.

The journey with Abiyyu masih terus berlanjut. Beberapa kali saya bertemu dengan orang tua murid karena anak mereka dipukul Abiyyu. Abiyyu ingin berteman. Tapi apalah daya maksud hati ingin memegang jadinya mendorong. Ia juga meniru teman-temannya main “ciat-ciatan” malah jadinya memukul.

Ya itulah Abiyyu. Ia juga tidak mengharapkan kondisinya seperti itu. Saat bayi Ia terjatuh dari tempat tidur dan harus dioperasi otak bagian belakang ketika usianya 6 bulan. Apabila saya berada di posisi Bundanya, apakah saya akan sekuat itu?

Sekarang Abiyyu terus menunjukkan perkembangannya sedikit demi sedikit. Ia menjawab saat saya bertanya. Ia melakukan instruksi yang saya berikan. Pilihan warnanya telah banyak walalupun masih ada warna ungunya. Sempat menangis saat Ia menyebutkan nama saya untuk pertama kalinya. Perjuangan itu terus berlanjut.

“Assalamualaikum Ayyibu……”sapaku. “Bukan Ayyibu tapi Abiyyu..”balasnya dengan logatnya yang kental. (Ya sayang Kakak tahu itu..)

Dian Yulianti