Mengapa Ayah Tetum Bunaya? Di Sekolah Tetum Bunaya Ayah terlibat dalam pengembangan anak. Mulai dari pertama kali seorang anak mendaftar di Sekolah Tetum Bunaya, Ayah akan ikut mengisi formulir, menghadiri seminar pembukaan, dan terlibat pada kegiatan-kegiatan di sekolah.
Foto di atas mengingatkan saya ketika membaca jurnal para Ayah yang ditulis saat mengikuti program penerimaan murid baru. Para Ayah banyak sekali terlibat dalam tahap perkembangan anak. Mereka ada yang bermain sepeda bersama, berjalan-jalan di kampus Universitas Indonesia, mencuci mobil, dan membacakan cerita sebelum tidur.
Setelah seorang anak diterima di Sekolah Tetum Bunaya, sekolah dan orang tua adalah mitra dalam pengembangan anak. Jadi jangan heran kalau pada banyak kesempatan para Ayah Tetum Bunaya selalu hadir pada momen-momen berharga anak.
Sekolah Tetum Bunaya yang meyakini bahwa pentingnya peran orang tua dalam pengembangan anak bukan hanya menjadi tanggung jawab seorang Ibu, bahkan Ayah juga mempunyai peranan yang sangat penting.
Beberapa peranan penting seorang Ayah dalam tahap perkembangan anak:
Menghargai Waktu
Jika Ayah identik dengan kesibukan pekerjaan dan hanya mempunyai waktu yang sedikit untuk anak, sebenarnya itu merupakan pelajaran menghargai waktu. Ayah yang tetap mejalankan tugasnya sebagai kepala rumah tangga, bekerja dari pagi hingga larut malam bisa dijadikan contoh kegigihan, tanggung jawab. Di tengah-tengah kesibukan sebagai kepala rumah tangga, seorang Ayah yang selalu hadir pada saat momen terpenting anak, akan mengajarkan seorang anak menghargai waktu.
Di Sekolah Tetum Bunaya Ayah dilibatkan hadir saat pembahasan laporan perkembangan, ulang tahun, kegiatan khusus di kelas, dan semua acara yang melibatkan orang tua murid. Suatu saat ketika seorang anak tumbuh dewasa ia akan mengingat semua momen berharganya dan Ayah selalu ada.
Mengajarkan Cinta dan Kasih Sayang
Pada foto diatas seorang Ayah menggendong anak perempuannya, dan sang anak terlihat begitu bahagia. Salah satu peran penting Ayah lainnya adalah mengajarkan kasih sayang. Untuk anak perempuan mempelajari kasih sayang dari seorang ayah biasanya akan menjadi modal dalam hal asmara ketika mereka remaja , dewasa dan akan memilih pendamping hidup.
Hal ini dikarenakan seorang anak perempuan akan menggunakan sosok Ayahnya sebagai tolak ukur untuk melihat kualitas dari seorang pria. Apakah ia bisa diandalkan seperti Ayahnya? Apakah ia bisa jujur dan memberikan kasih sayang seperti Ayahnya? Apakah pria tersebut bisa menghargai seorang wanita layaknya yang dilakukan oleh Ayahnya?