Hari jumat, 7 oktober 2016 beberapa kakak berkesempatan mengunjungi pameran Batik Indonesia Pusaka yang diselenggarakan di Museum Nasional (Museum Gajah) yang terletak di Jl Merdeka Barat 12 Jakarta Pusat pada tanggal 2-9 Oktober 2016. Terdapat beberapa kelompok, sebelumya pada hari Minggu dan Rabu telah ada beberapa kakak yang lebih dahulu berkunjung ke pameran tersebut. Pada hari Jumat Kakak yang berangkat adalah Kak Ami, Kak Uchi, Kak Lusi dan Kak Titis. Setelah adik-adik pulang, kami berempat bersiap-siap dan berkumpul di saung sekolah untuk menunggu mobil yang akan kami naik menuju Ragunan. Cukup lama kami menunggu mobil tersebut yang ternyata sudah sampai sedari tadi di depan sekolah, hanya saja bapak supirnya beristirahat makan dahulu tetapi belum memberikan informasi pada kami.
Setelah mobil tersebut menghampiri kami, kami pun bergegas memasuki mobil dan tak lama mobil tersebut melaju menuju halte busway Ragunan. Perjalan ke Ragunan berjalan dengan lancar karena kondisi jalan yang tidak terlalu macet. Kami pun menyeberang setelah sampai di tempat parkir Ragunan dan berjalan menuju halte busway. Saat kami sampai di halte terdapat bus arah Monas dan kami pun memasuki bus tersebut dengan melewati pintu yang menunjukkan antrian ke arah Monas. Setelah itu tak berapa lama, kami menyadari bahwa bus yang kami naik ternyata bukan jurusan ke Monas melainkan ke Dukuh Atas. Akhirnya kami memutuskan untuk transit di halte Kementrian Pertanian dan menunggu bus jurusan Monas. Selama menunggu kami pun menyempatkan diri untuk berfoto.
Tidak menunggu lama bus jurusan Monas datang, dan kami bergegas untuk naik. Tak terlalu ramai masih ada beberapa kursi kosong. Kami berempat dapat duduk di bagian depan. Perjalanan menuju Monas juga berjalan lancar tanpa macet. Kami pun tiba di halte Monas dan tinggal menyeberang kami sudah sampai di Museum Nasional. Di depan museum telah terpajang spanduk yang mengumumkan acara pameran batik dalam rangka peringatan hari batik.
Pengalaman pertama saya masuk ke Museum Nasional, kami harus menitipkan tas yang kami bawa. Tiga orang dari kami membawa tas ransel dan satu kakak membawa tas selempang. Untuk tas ransel harus dititipkan sedangkan untuk tas selempang dapat dibawa masuk. Dari arah pintu masuk kami belok ke arah kanan dan terlihat hiasan bertema batik di sepanjang dinding. Memasuki ruangan selanjutnya terpajang beberapa manekin yang mengenakan baju batik rancangan desainer Indonesia, baju batik tersebut telah dimodifikasi menjadi berbagai model pakaian. Di ruangan tersebut juga terdapat hiasan kain batik yang ditata secara apik.
Terdapat beberapa motif batik cap yang tersedia seperti sapi dan bunga, hasil cap tersebut dapat dibawa pulang sebagai kenang-kenangan. Alas untuk mengecap adalah kain yang dibasahi dan ditutup dengan plastik, tujuannya agar malam yang dicap menjadi lebih cepat kering. Tidak lupa kami menyempatkan diri untuk berfoto bersama dengan hasil cap yang telah kering.
Terdapat pula penjelasan tentang tahapan proses membatik mulai dari membatik (tulis/cap), medel, nglorod, mbironi, nyoga dan yang terakhir adalah nglorod. Nglorod dilakukan dua kali untuk menghilangkan sisa malam yang masih menempel dengan merebus atau merendam dalam air panas. Kain yang masih terdapat malamnya akan terasa kaku. Berbagai jenis pewarna digunakan dalam pembuatan batik, mulai dari pewarna alami hingga pewarna sintetis. Pewarna alami memberikan warna yang tidak terlalu mencolok dan terkesan lebih lembut. Pewarna alam diperoleh dari tumbuhan seperti secang, indigo, tingi, jambal, jalawe, kayu tegeran yang memberikan warna yang berbeda-beda.
Perjalanan hari ini ke Museum Nasional semakin meningkatkan rasa bangga terhadap batik yang merupakan warisan budaya bangsa Indonesia yang harus kita lestarikan karena proses pembuatannya yang tidak mudah.
Ditulis oleh Kak Titis/Titis Nur Widiawati
Recent Comments