Senin, 10 Oktober merupakan hari yang sudah ditunggu-tunggu sebagian orang tua murid Tetum Bunaya. Di hari yang cerah ini, Sekolah Tetum Bunaya mengadakan Workshop ‘Perkembangan Anak Usia DIni, Sekolah Tetum Bunaya dan Saya’. Workshop ini dilaksanakan di Galery Kemarik milik Bapak F. Widayanto di Jalan Curug Agung, Tanah Baru-Depok,. Awal menginjakkan kaki di galery keramik, mata kita dimanjakan dengan pemandangan yang asri, sejuk dan nyaman. Berbagai tanaman menghiasi sudut-sudut bangunan yang terbuat dari kayu dan hiasi oleh keramik.
Tepat pukul 07.10 salah satu peserta Workshop datang dan disambut oleh kakak-kakak. Selang beberapa menit kemudian, satu persatu orang tua murid berdatangan dan menikmati pemandangan yang ada. Saat jarum jam menunjukkan pukul 08.00, Kak Dian mengisyaratkan kepada kakak-kakak untuk berkumpul di bawah pohon yang beralaskan tikar.
Namun sebelum acara di mulai, mas Rafif yang merupakan salah satu karyawan Rumah keramik milik Bapak F. Widayanto mengajak kami berkeliling untuk mengenalkan apa saja yang ada disana. Melalui anak tangga yang dihiasi keramik berornamen kupu-kupu atau hasil cetakan dari tulang dedaunan. Kami semua dibawanya kesebuah rumah yang merupakan kediaman dari Bapak F.Widayanto. disana kami disuguhi beragam seni karya bapak F.Widayanto.
Setelah puas menikmati karya seni, kami semua berkumpul kembali di bawah pohon yang rindang. Didukung cuaca yang sejuk, Kak Dian mengawali kegiatan ini dengan Brain Gym dan doa, diikuti oleh peserta workshop serta kakak-kakak Tetum Bunaya.
Kegiatan yang dilakukan di Workshop ini, sama seperti yang dilakukan adik-adik pada saat akan memulai belajar. Setelah selesai, dengan suara yang lembut Kak Dian membuka Workshop dengan mengucapkan terima kasih kepada ayah bunda yang telah menyempatkan hadir di kesibukannya masing-masing. Setelah itu, Ayah-Bunda diarahkan untuk membuat gambar tentang buah hatinya. Beragam cerita diungkapkan Ayah-Bunda mengenai buah hatinya. Salah satunya Mama Seto yang menggambarkan sepeda, ia menceritakan bahwa anaknya menginginkan sepeda baru.
Setelah menggambar buah hatinya, kami semua diarahkan untuk menggambar pertemuan terakhir dengan buah hatinya. Disini Bapak Karin menceritakan bahwa pertemuan terakhirnya adalah rutinitas pagi hari seperti memandikan Karin. Sebelum menerima materi selanjutnya, kami diberi waktu untuk breakfast dengan menu khas Bapak F. Widayanto. Makanan yang disuguhi memang terlihat khas sekali, terdapat sambel sereh yang dipadupadankan dengan singkong dan teh sereh.
Usai breakfast kami semua diarahkan untuk menuju ke aula. Disana sudah ada Kak Dewi menyambut kami semua dengan senyum hangatnya. Ia menginformasikan mengenai perpustakaan yang ada di Tetum Bunaya. Banyak sekali pertanyaan yang diajukan orang tua mengenai cara peminjaman dan donasi buku bacaan. Secara keseluruhan, terlihat orang tua menanggapi positif mengenai keberadaan perpustakaan.
Kegiatan selanjutnya adalah menganai pendidikan anak usia dini yang dijelaskan oleh Kak Endah. Pada kesempatan ini, Beliau memberikan banyak sekali ilmu yang berkaitan dengan perkembangan anak sesuai dengan tahapannya.
Kak Endah menggunakan teori Piaget sebagai dasar keilmuan, yang membaginya menjadi empat tahapan. Pertama, tahapan Sensori Motor (usia 0 sampai 2 tahun). Misalnya saja bayi yang memahami dunia sekitarnya melalui gerakan (sentuhan), selain itu memasukkan tangan ke dalam mulut yang merupakan bagian dari perkembangan kognitif. Kedua, praoperasional (usia 2 sampai 7 tahun). Pada tahapan ini, anak masih berpikir simbolis. Ketiga, Operasional Konkret (usia 7 sampai 11 tahun). Di usia ini, anak sudah berpikir logis dan terstruktur, namun terkadang masih harus konkret. Keempat, operasional Formal (usia 12 tahun sampai dewasa). Ditahapan ini, sudah mulai berpikir abstrak dan memakai nalar dalam menanggapi sesuatu dalam hidupnya.
Tidak terasa waktu makan siang pun tiba. Peserta Workshop pun bergegas menuju meja prasmanan dan beribadah. Makan siang merupakan waktu yang dinanti peserta Workshop sebab pada saat itu mereka bisa mengakrabkan diri dengan peserta lain. Tawa canda menghiasa siang itu di meja makan.
Pukul 12.30 WIB, kami semua melanjutkan aktivitas bersama Ibu Mia yang merupakan praktisi Brain Gym, beliau menjelaskan betapa pentingnya Brain Gym pada kehidupan kita. Tidak hanya diajarkan untuk anak-anak, namun orang dewasa pun bisa melakukan aktivitas ini untuk mengurangi tingkat stress dalam kehidupannya sehari-hari. Beliau sangat ramah dan sangat antusias sekali saat menjelaskan. Berbagai pertanyaan ia jawab dengan jelas dan tenang. Setelah selesai beliau menjelaskan tentang betapa pentingnya Brain Gym, kami pun foto bersama dan dilanjutkan dengan coffe break dan pulang.
Ditulis Oleh:
Dwi Asmorowati Tejaningrum (Kak Dwi)
Recent Comments