Siapa sii yang tidak tahu batik?? Semua orang tentu pernah mendengar tentang batik atau hanya sekedar mendengar kata -B A T I K-nya saja.
Hari Minggu, 2 Oktober 2016 beberapa Kakak Sekolah Tetum Bunaya pergi berkunjung ke Museum Nasional untuk melihat pameran batik. Seru tentunya dapat berkunjung dan mencari tau tentang berbagai hal terkait batik. Kenapa harus batik? Ya, karena batik merupakan pusaka budaya tak benda yang dimiliki Negara Indonesia dan diakui dunia. Untuk itu sebagai wujud rasa syukur dan mendorong untuk mengembangkan batik nasional maka Pemerintah menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional.
Apa sih pusaka budaya tak benda itu?
Itulah salah satu pertanyaan yang sebelumnya terpikir oleh saya, dan saat berkunjung ke pameran batik saya sedikit tahu kenapa batik itu disebut sebagai pusaka budaya tak benda. Dalam kategori warisan budaya tak benda terdapat 5 ranah yang menjadi tolok ukur dan batik Indonesia memenuhi 3 ranah dari 5 ranah yang ditetapkan tersebut yaitu terdiri dari:
- Tradisi dan ekspresi lisan
- Kebiasaan sosial, Adat istiadat masyarakat, ritus dan perayaan-perayaan
- Kemahiran kerajinan tangan tradisional.
Dalam kunjungan ke pameran batik di Museum Nasional banyak hal yang dapat dipelajari. Di awal kedatangan pengunjung pameran disambut dengan pemandangan indah beberapa display pakaian batik. Kemudian saat masuk ke ruang pameran saya ditakjubkan dengan berbagai motif batik yang begitu menawan. Saya mulai melihat satu persatu kain batik yang terpajang, memperhatikan setiap motif, membaca nama-nama batik dan daerah pembuatnya. Beberapa batik yang saya ingat berasal dari Solo, Yogyakarta, Tegal, Bengkulu dan Jambi.
Disana tidak hanya berbagai koleksi batik yang dipamerkan akan tetapi kita juga dapat melihat berbagai alat dan bahan yang digunakan untuk membatik seperti alat canting yang digunakan para pengrajin batik tulis, bahan-bahan pewarna batik alami, jenis malam dan ada pula pewarna batik yang sudah berbentuk cair. Kita juga dapat menyaksikan demo membatik, terlihat dua orang ibu-ibu menggerakan tangannya membentuk lukisan di atas kain putih. Sayang saya tidak dapat mencoba melakukannya.
Di sisi lain ada juga demo membatik dengan teknik mencap. Saya beserta Kakak-kakak yang lain menghampiri dan berdiskusi dengan bapak yang mencontohkan membatik dengan teknik mencap tentang beberapa hal yang dilihat dalam teknik tersebut. Saya dan Kakak-kakak lainnya pun mencoba untuk membatik dengan teknik ini. Awalnya ragu, merasa tidak bisa tapi setelah dicoba ternyata membuat ketagihan ingin mencoba lagi, lagi dan lagi. Hehehe
Berkat berkunjung ke pameran batik ini saya merasa lebih tahu tentang batik dari pada sebelumnya. Ternyata membatik bukanlah hal mudah bahkan untuk teknik mencap saja yang terlihat sangatlah mudah tetap saja terasa lumayan sulit apalagi membuat batik tulis yaaa…
Selain melihat batik dengan berbagai motifnya dan mencoba untuk membatik, kegiatan berkunjung ke pameran batik juga memberikan pengetahuan tentang ciri batik dan tiruan batik. Disana juga saya membaca penggunaan motif batik dalam adat istiadat seperti pada acara siraman, tedak siten, lamaran dan lain sebagainya.
Wah rasanya sungguh bangga menjadi orang Indonesia, dan terima kasih untuk Sekolah Tetum Bunaya untuk kesempatan belajar yang diberikan kepada saya.
Ditulis Oleh :
Indriani (Kak Indri)
Recent Comments